HumasTGD - Sudah marketing 5.0 saja sementara yang 4.0 masih banyak yang kurang memahami. Namun seperti inilah IT, perkembangan nya sangat dinamis setiap detiknya bahkan. Dan di era serba digital seperti sekarang, contoh Marketing 5.0 sangat mudah ditemukan di berbagai sektor bisnis. Marketing 5.0 merupakan konsep pemasaran lanjutan dari Marketing 4.0. Istilah Marketing 5.0 pertama kali diperkenalkan oleh ahli pemasaran asal Jepang, Philip Kotler dalam bukunya yang bertajuk Marketing 4.0: Moving from Traditional to Digital.
Konsep Marketing 5.0 menekankan pada integrasi antara kecerdasan buatan (AI), teknologi digital, dan elemen-elemen kemanusiaan untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih mendalam dan relevan, keterangan sebagaimana dikutip dari kumparan.com Dengan adanya konsep Marketing 5.0, diharapkan manusia dapat menempatkan dirinya sebagai fokus utama dan mengakui pentingnya nilai-nilai manusiawi dalam pemasaran.
Menggunakan teknologi terkini untuk mengenal dan memahami pelanggan secara pribadi merupakan langkah yang dilakukan banyak perusahaan. Salah satunya dengan mengusung konsep Marketing 5.0. Dikutip dari buku Marketing 5.0-Teknologi Untuk Kemanusiaan karangan Hermawan Kartajaya dan Iwan Setiawan, berikut beberapa contoh penerapan Marketing 5.0 di berbagai sektor bisnis:
1. Bisnis hiburan
Ketergantungan terhadap internet sangat menonjol dalam industri hiburan. Promosi film saat ini pun selalu mengandalkan media sosial. Selain itu, platform streaming film dan serial juga sudah menggunakan AI untuk merekomendasikan tontonan berdasarkan profil penggunanya.
2. Bisnis makanan
Contoh Marketing 5.0 dalam industri pangan bisa dilihat pada aplikasi seperti GoFood, GrabFood, ShopeeFood, dan lain sebagainya, di mana aplikasi tersebut akan memberikan rekomendasi makanan berdasarkan kata kunci yang sering dicari.
3. Bisnis Pendidikan
Dalam bisnis di bidang pendidikan, beberapa institusi kerap berinvestasi dalam pembuatan konten di luar kurikulum mereka untuk mendidik peserta didiknya tentang karier yang sesuai. Dengan menggunakan Marketing 5.0, bisnis akan memperoleh data terkait kebutuhan pendidikan setiap calon klien dan mendistribusikan iklan sesuai karakteristiknya. Materi yang dibuat juga akan disusun berdasarkan analisis data dari setiap peserta didik yang masuk.
Terdapat lima komponen dalam konsep Marketing 5.0. Komponen tersebut terdiri dari tiga aplikasi yang dibangun di atas dua disiplin organisasi. Berikut kelima komponen Marketing 5.0, dikutip dari buku Marketing Di Era 5.0 oleh Riandy Kadwi Nugraha:
1. Data-driven marketing
Aktivitas marketing di sini biasanya dilakukan dengan landasan data yang kuat dan real time, sehingga tidak ada gap waktu yang lebar antara pengumpulan data dengan pengambilan keputusan. Teknologi ini sudah diterapkan oleh Target, sebuah departement store di Amerika Serikat. Target mampu mengetahui seorang remaja yang hamil di luar nikah dengan menganalisis data pola belanjanya.
2. Predictive marketing
Aktivitasnya memanfaatkan kekuatan analitik untuk memprediksi sebuah hasil. Contohnya, PepsiCo yang menggunakan social data untuk menemukan rasa yang cocok untuk produk snack-nya sesuai dengan preferensi pelanggan.
3. Contextual marketing.
Di sini, teknologi berperan membantu melakukan personalisasi dan kustomisasi produk dan layanan sesuai dengan profil pelanggan. Wallgreens di Amerika, misalnya, sudah menerapkan teknologi ini. Wallgreens menyediakan teknologi yang disematkan dalam sebuah layar kulkas yang bisa mengenali kebutuhan pelanggan melalui face recognition.
4. Augmented marketing
Contohnya, peranti lunak HubSpot yang menggunakan chatbot untuk B2B sales lead generation and nuture. Di sini, lead dikerjakan lebih dulu oleh mesin dan baru kemudian akan diserahkan ke salesman.
5. Agile marketing
Teknik pemasaran yang mengacu pada mindset. Dalam organisasi, misalnya, keputusan diambil tidak hanya berdasar pada data, tetapi juga kelincahan dalam melakukan eksperiment secara sering dan rutin. Contohnya, Zara yang barang dan desain di outletnya bergerak dinamis.
Semakin hari perkembangan pola dan cara marketing tanpa bermaksud meninggalkan segala cara lama terus alami perubahan mengikuti trend pasar dan tentu saja pesatnya kemajuan IT dan komputer dengan sendirinya mempengaruhi.