HumasTGD - Saat ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengembangkan Pusat Bedah Robotik Indonesia di RSUP Dr Hasan Sadikin (RSHS) Bandung dan RSUP Dr Sardjito Yogyakarta untuk memfasilitasi pengembangan layanan bedah jarak jauh. Ini merupakan terobosan dan inovasi di bidang teknologi yang dilakukan Indonesia.
Proyek robotik merupakan proyek multitahun yang bertujuan meningkatkan akses layanan dan mutu layanan kesehatan untuk daerah yang tidak terjangkau di Indonesia. Strateginya adalah menggunakan Robotic Telesurgery sebagai bagian dari program telemedisin. Fasilitas itu berawal dari inisiasi business matching pada Health Business Forum, dibuat suatu desain proyek multi tahun dan multi pemangku kepentingan Robotic Telesurgery 2021-2024.
Proyek ini tidak hanya bernilai ekonomi, tetapi juga mempunyai nilai edukasi. Dengan diberikannya akses transfer pengetahuan dan alih teknologi, industri dalam negeri juga mampu memproduksi alat dan sparepart-nya di dalam negeri dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang mencukupi. Program robotic telesurgery sendiri hingga saat ini dalam tahap pelatihan para dokter bedah dengan Virtual Reality (VR) Simulator Robotic Telesurgery.
Kurikulum pelatihan bedah robotik akan tersertifikasi dan terakreditasi, sehingga ke depan keahlian bedah robotik direkomendasikan masuk ke dalam kurikulum pendidikan spesialis dokter bedah di Indonesia. Program ini mendukung transformasi layanan sekunder berbasis teknologi kesehatan melalui layanan operasi atau bedah jarak jauh. Ke depannya, teknologi tersebut dapat menurunkan pasien rujukan ke RS tipe A atau RS Rujukan Nasional dengan pelayanan bedah jarak jauh.
Program robotic telesurgery di RS Hasan Sadikin berjalan sejak 2020. Robotic Sina misalnya, robot bedah yang ada di RS Hasan Sadikin itu melakukan pembedahan menggunakan instrumen moduler dari masing-masing menara, sehingga pergerakannya lebih fleksibel. Instrumen yang digunakan Sina memiliki ukuran 5 mm, sehingga luka yang diakibatkan operasi bisa lebih minimally invassive lagi. Dari skema pembiayaan dinilai lebih ekonomis untuk usulan pembiayaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Program ini akan alih teknologi, dimana instrumennya nanti bisa diproduksi oleh industri dalam negeri. Proyek robotic telesurgery merupakan contoh konkret dari transformasi sistem kesehatan yang diinisiasi oleh Kemenkes, yang terdiri atas gabungan empat pilar, yakni Transformasi Layanan Rujukan, Pembiayaan Kesehatan, Ketahanan Industri Alkes, dan SDM Kesehatan.
Rekomendasi kebijakan untuk mengimplementasikan program robotic telesurgery di Indonesia membutuhkan komitmen besar dari semua pemangku kepentingan, utamanya Kementerian Kesehatan, rumah sakit, universitas dan industri alat kesehatan BUMN.