Jumlah Perguruan Tinggi Swasta di Indonesia Alami Penurunan, 84 Terancam Ditutup

Jumlah Perguruan Tinggi Swasta di Indonesia Alami Penurunan, 84 Terancam Ditutup

HumasTGD - Artikel ini perihal wawasan, hal yang sering tak dianggap padahal bagian daripadanya dan penting. Dikutip dari berbagai sumber media terpercaya, selama tahun 2021 menurut data yang dirilis Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Indonesia mengalami penurunan dalam jumlah perguruan tinggi di berbagai keragaman lembaga pendidikan tinggi. Hal ini tercermin dari angka pengurangan dan penutupan berbagai lembaga pendidikan tinggi tersebut yang cukup tinggi.

 

Menurut data tersebut jumlah Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Indonesia adalah 2.290 PTS termasuk kampus Calon Ahli IT Masa Depan STMIK Triguna Dharma. Terjadi pengurangan jumlah sebanyak 54 PTS dari tahun sebelumnya dan sebagian besar berada di DKI Jakarta, yakni 9 PTS. Selanjutnya terdapat Perguruan Tinggi Agama (PTA) yang memiliki total 1.195 PTA di seluruh indonesia. Tahun 2020, Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) wilayah I Sumatera Utara menutup 4 PTS.

 

Pada tahun 2021 jumlahnya berkurang lagi 45 dan Provinsi Jawa Timur mengalami pengurangan terbanyak, sejumlah 5 PTA. Lalu ada Pendidikan Kedinasan dan Luar Negeri (PTKL) yang memiliki total 171 PTKL. PTKL merupakan pendidikan tinggi untuk mempersiapkan calon pegawai negeri sipil (PNS) atau diplomat. Tidak luput dari pengurangan sekolah tinggi ini juga mengalaminya dengan pengurangan sebanyak 16 PTKL dan perngurangan terbanyak terjadi di Provinsi Aceh. Ditutup dengan posisi terakhir terdapat Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Lembaga pendidikan tinggi yang didirikan dan dikelola oleh pemerintah ini memiliki jumlah 125 PTN.

 

Berbeda dengan yang lain, PTN mengalami penambahan jumlah di 3 kota yaitu di Yogyakarta, Kalimantan Utara dan Selawesi selatan. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) menyebut ada 84 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terancam dicabut izinnya karena tidak mengurus akreditasi. Kampus swasta yang terancam ditutup itu tersebar di sejumlah daerah. Paling banyak di daerah Jawa Barat dan Jakarta. Alasannya karena tidak jelas pengelola sudah tidak ada, dosennya juga, itu yang benar-benar sulit melanjutkan.

 

Tercatat 252 perguruan tinggi yang belum melakukan proses pengajuan akreditasi. Namun, berdasarkan data, ada 155 perguruan tinggi yang akan mengikuti akselerasi akreditasi pada 12-13 Agustus di Jakarta. Dalam kesempatan yang sama, Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) wilayah V menyebut hanya ada 7 perguruan tinggi swasta (PTS) yang berstatus unggul. Kemudian dari 100 PTS itu kita ada 740 program studi dan yang unggul hanya 131 program studi.

 

Wilayah V memiliki potensi yang luar biasa. Di mana ada 7.999 dosen di wilayah V, dan dari jumlah itu 209 adalah Guru Besar, 790 sudah Lektor Kepala dan sekitar 1.900 itu sudah doktor. Harapan bersama dengan strategi leapfrogging ini bisa memfasilitasi PTS yang 100 itu bisa lebih baik ke depan, paling tidak prodi-prodi kita akan bisa bertambah banyak yang terakreditasi unggul.