HumasTGD - Sebelum membahas sangat dalam tentang kepemimpinan atau leadership, istilah yang sudah umum diketahui, apakah kemampuan memimpin berasal dari lahir atau dapat dilatih? Jawaban nya bisa keduanya, lho! Ada orang yang sudah terlahir dapat memimpin sesuatu dan memiliki karisma tersendiri dalam memimpin. Namun, ada juga orang yang berhasil memipin suatu hal dengan melatih kepemimpinannya menggunakan berbagai macam cara.
Tentang memimpin, semua tergantung bagaimana masing-masing dari orang tersebut baik pria atau wanita memahami potensi yang dimiliki dalam diri dan kesempatan yang dapat dimanfaatkan untuk mengaktualisasikan kemampuan memimpinnya. Ada banyak cara untuk melatih kepemimpinan, seperti: mengikuti organisasi, berpartisipasi dalam komunitas, berinisiasi menjadi ketua kelas atau pemimpin kerja kelompok, mengikuti kelas kepemimpinan, dan lainnya.
Setiap manusia terlahir sebagai seorang pemimpin baik atas dirinya maupun orang lain apalagi dalam sebuah kelompok maupun organisasi. Bahkan perihal kepemimpinan dengan banyak teori memasukkan memimpin keluarga salah satu diantara nya. Dan hal yang paling penting dalam melatih kepemimpinan adalah untuk menerapkannya dengan tujuan baik dan mulia atau tidak atau dengan kata lain tidak terpaku pada teori yang dipelajari saja.
Terkadang ada kasus-kasus atau kondisi di mana kepemimpinan itu diperlukan dengan menggunakan naluri atau insting secara spontan sehingga pada saat itu, seorang pemimpin benar-benar memfokuskan pikirannya untuk mencari jalan keluar atau solusi atas kondisi tersebut. Pemimpin tersebut juga sudah berpikir mengenai risiko yang akan ia hadapi dengan skema-skema keputusan yang dipikirkan matang-matang sehingga dirinya sering berkorban untuk kepentingan bersama.
Dikutip dari banyak sumber, kepemimpinan memiliki beberapa tingkatan, yaitu dari individu hingga dalam skala yang lebih besar dalam organisasi atau masyarakat. Berikut adalah beberapa tingkatan kepemimpinan yang umum:
1. Kepemimpinan pribadi:
Ini merupakan kemampuan individu untuk memimpin dirinya sendiri dan mengambil tanggung jawab atas keputusan dan tindakan dalam kehidupan pribadi.
2. Kepemimpinan tim:
Kemampuan seseorang untuk memimpin dan mengelola tim dalam mencapai tujuan bersama. Pemimpin tim harus mampu memotivasi dan mengarahkan anggota tim, memecahkan konflik, dan memastikan tujuan dan target tim tercapai.
3. Kepemimpinan fungsional:
Hal ini mencakup kemampuan seseorang untuk memimpin unit atau departemen dalam organisasi, seperti kepala departemen pemasaran, keuangan, atau produksi.
4. Kepemimpinan strategis:
Ini terdiri dari kemampuan seseorang untuk memimpin organisasi secara keseluruhan dan menentukan arah dan strategi jangka panjang untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan strategis melibatkan kemampuan untuk berpikir jangka panjang, menganalisis lingkungan bisnis, memprediksi tren masa depan, dan membuat keputusan strategis.
5. Kepemimpinan global:
Ini adalah kemampuan seseorang untuk memimpin organisasi yang beroperasi di berbagai negara dan budaya. Kepemimpinan global memerlukan kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dengan orang-orang dari berbagai latar belakang budaya dan bahasa, serta memahami kebijakan dan peraturan di berbagai negara.
Salah satu unsur seseorang dapat dikatakan sebagai pemimpin adalah dirinya mau berkorban untuk kepentingan bersama yang lebih baik dan paling sedikit kerugiannya (baik dalam materi ataupun moral) bukan sebaliknya mementingkan diri sendiri. Maka dari itu, sebagai anggota yang dipimpin perlu memahami apa yang dilakukan oleh pemimpin dan memberikan masukan yang benar agar suatu kepemimpinan tidak salah arah dan tetap pada kepentingan bersama.
Untuk menjadi seorang pemimpin, hal-hal yang diperlukan adalah memahami bagaimana menjadi seorang anggota. Selanjutnya mengesampingkan hal-hal yang bersifat pribadi atau salah satu pihak. Seorang pemimpin memimpin untuk berbakti bukan untuk menampilkan citra diri, memulai suatu hal dari diri sendiri sebelum disarankan kepada orang lain dan mampu mempertahankan komunikasi yang baik dengan anggota.
Sementara itu hal yang tidak disarankan untuk dilakukan ketika menjadi pemimpin, di antaranya adalah mementingkan kepentingan diri sendiri saja atau satu pihak. Selanjutnya tidak melaksanakan apa yang dikatakan oleh diri sendiri. Memanfaatkan posisi tertinggi untuk berkuasa juga hal yang tidak disarankan. Bertindak semaunya kepada anggota, dan juga tidak menjalankan tanggung jawab dengan maksimal.
Seperti telah diberitahukam sebelum nya, setiap masing-masing dari manusia baik terlahir sebagai seorang pria atau wanita adalah pemimpin. Bila telah memahami hal ini, penting untuk terus menggali potensi kepemimpinan dalam diri. Teruslah belajar untuk mengevaluasi diri sendiri jangan egois dan cepat puas diri agar dapat menjadi pemimpin yang layak untuk kepentingan banyak orang dalam hal kebaikan sesuai nurani dan keimanan