HumasTGD - Benar-benar perkembangan teknologi begitu sangat pesat, kanker prostat yang dialami kaum pria kini dengan cepat dapat dideteksi dikarenakan sebagian besar pasien kanker prostat di Indonesia baru melakukan pengobatan setelah memasuki stadium lanjut. Padahal, salah satu kunci keberhasilan penanganan kanker prostat adalah apabila terdeteksi sejak dini atau pada stadium awal. Menurut WHO Global Cancer Observatory 2020, kanker prostat menempati urutan ke-5 sebagai kanker terbanyak yang dialami pria di Indonesia.
Apa itu Biopsi Prostat Robotik? Biopsi prostat robotik adalah prosedur pengambilan sampel jaringan prostat dengan bantuan teknologi robot untuk hasil yang lebih presisi. Ini membantu dokter menargetkan area prostat yang mencurigakan dengan akurat untuk mendeteksi kanker. Biopsi Prostat Robotik sendiri bekerja dengan menggunakan lengan robot untuk mengambil sampel jaringan prostat secara presisi.
Dokter mengendalikan robot ini, yang memandu jarum ke area yang dicurigai, sehingga lebih akurat dan minim risiko dibanding metode tradisional. Operasi biasanya berlangsung sekitar 1 hingga 2 jam. Prosedurnya lebih cepat dan presisi dibanding biopsi manual, dengan waktu pemulihan yang juga lebih singkat. Deteksi kanker prostat dilakukan oleh dokter spesialis bedah urologi, dimulai dengan wawancara riwayat penyakit, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik (misalnya colok dubur), dan pemeriksaan Prostate Specific Antigen (PSA).
Jika ditemukan adanya benjolan atau nodul pada pasien dari hasil pemeriksaan fisik tersebut, maka dokter akan menyarankan pemeriksaan lanjutan yang meliputi pencitraan USG atau MRI, serta tindakan biopsi atau pengambilan sampel jaringan. Selanjutnya, dokter akan mendiagnosis tingkat keganasan kanker prostat untuk kemudian menentukan pilihan terapi yang akan dilakukan. Siapa saja yang berisiko dan perlu melakukan deteksi dini?
Ada beberapa kelompok, yaitu: pria berusia > 50 tahun, pria berusia > 45 tahun, dengan riwayat kanker prostat dalam keluarga, pria berusia > 40 tahun, dengan kadar PSA > 1 ng/mldan pria berusia > 60 tahun, dengan kadar PSA > 2 ng/ml Biopsi prostat adalah prosedur yang dilakukan oleh dokter spesialis bedah urologi untuk mengambil sampel jaringan dari kelenjar prostat yang bertujuan untuk menentukan apakah jaringan tersebut bersifat ganas atau tidak.
Prosedur ini dilakukan dengan bius lokal, epidural/spinal, atau bius umum. Dokter akan melakukan biopsi prostat dengan memasukkan jarum biopsi pada dinding rektum (transrectal) dan perineum atau bagian kulit di antara anus dan skrotum (transperineal). Adalah Rumah Sakit Pondok Indah menghadirkan teknologi digital bernama Biopsi Prostat Robotik, ini yaitu teknologi biopsi terkini dengan detection rate serta akurasi yang tinggi.
Teknologi ini mampu mendeteksi kanker prostat secara signifikan dengan lebih presisi dibandingkan dengan metode biopsi konvensional. Keunggulan lainnya, teknologi ini juga mampu meningkatkan akurasi pengambilan jaringan yang tepat sesuai target biopsi hingga 89,4 persen. Dalam proses pengambilan sampel jaringan, teknik biopsi akan dipandu oleh gambar dari pencitraan MRI.
Potongan gambar hasil MRI yang dicurigai memiliki indikasi jaringan kanker akan dikontemplasi ke dalam sebuah robot platform yang akan melakukan scanning digital dan menggabungkannya dengan gambar USG real time, dan secara otomatis menentukan titik-titik lokasi biopsi. Berbeda dengan teknik biopsi konvensional yang menggunakan pencitraan USG, teknik Robotic MRI/US Fusion-guided prostate biopsy dapat membedakan jaringan prostat abnormal dengan lebih baik.
Hal ini tentu berkontribusi besar dalam meningkatkan peluang hidup pasien, karena kebanyakan lesi kanker seringkali tidak dapat divisualisasikan pada pemeriksaan USG. Selain itu, tindakan biopsi dengan Biopsi Prostat Robotik juga termasuk tindakan yang minim risiko infeksi jika dibandingkan dengan teknik biopsi konvensional yang memiliki risiko infeksi sekitar 3-5 persen. Kurangnya keakuratan teknik biopsi konvensional dalam menentukan titik lokasi biopsi juga dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya false negative sebesar 30%, serta risiko terjadinya perdarahan dan sepsis.
Dengan teknik robotik ini, dokter juga dapat mengurangi atau menghilangkan trauma jaringan pada pasien. Selain itu, gambaran USG real-time untuk biopsi menjadi lebih terarah, sehingga luka menjadi lebih kecil dan risiko infeksi mendekati nol. Apa saja keunggulan Biopsi Prostat Robotik? Dapat mendeteksi kanker prostat dengan tingkat presisi yang tinggi, pengambilan sampel jaringan lebih akurat dan lebih singkat, minimal invasif sehingga mengurangi risiko komplikasi dan pendarahan pasca tindakan, serta minim risiko infeksi dan proses pemulihan lebih cepat.